Jika mendengar kata es dawet pikiran kita pasti tertuju pada minuman manis legit khas Indonesia. Identitas ini diambil oleh tiga mahasiswa baru (Maba) FK Unair sebagai topik kampanye pencegahan diabetes mellitus pada remaja. Menariknya, kampanye mereka berhasil menjadi juara favorit dalam lomba kampanye kesehatan tingkat Internasional.
Adalah Harsari Irza R, Hanifah Dzakiyah, Shafira Tsabita B. Mereka menjadi juara favorit dalam lomba kampanye kesehatan yang digelar oleh AMSA (Asosiasi Mahasiswa Kedokteran Asia) Internasional. Mereka berhasil bersaing dengan kelompok dari 20 negara di Asia seperti Uzbekistan, Korea dan lain sebagainya.
Es Dawet Campaign merupakan kampanye Let’s Significantly Elevate Diabetes Mellitus Awarenes Together. Yang artinya merupakan ajakan untuk meningkatkan kesadaran mengenai penyakit Diabetes Mellitus. Kampanye berlangsung selama satu bulan sejak November 2022 lalu.
“AMSA Internasional ini mengadakan beberapa lomba salah satunya kampanye mengenai Non-Communication Disease (Penyakit Tidak Menular). Kami ikut yang ini,” ujar Hanifah, Kamis (16/3).
Kampanye mengenai Diabetes Mellitus dipilih karena kasus diabetes terutama Diabetes Mellitus (Diabetes Tipe 2) di Indonesia cukup tinggi dan terjadi tidak hanya pada orang tua tapi juga remaja. Karena alasan itulah mereka mengangkat tema ini.
Ketiga mahasiswa tersebut merangkul penderita Diabetes Melitus dengan memberikan dukungan, serta membagikan kesadaran akan pentingnya mencegah diabetes bagi remaja sebagai upaya preventif.
“Kami memberikan love letter kepada teman-teman kami, anak muda yang sedang berjuang dengan diabetes, mengajak mereka main game dan bentuk dukungan moral lain supaya mereka tidak merasa sendiri dalam perjuangan ini,” ujar Icha.
Sebagai generasi milenial, mereka memaksimalkan platform digital, seperti Instagram untuk melakukan kampanye. Mereka membagikan fakta-fakta mengenai diabetes tipe 1 dan 2. Baik dalam postingan, story maupun reels.
“Kami juga membuat podcast mengajak salah satu remaja penyintas diabetes mellitus. Harapannya, banyak anak muda penikmat podcast yang sadar bahwa diabetes mellitus itu ada dan sudah bisa dialami remaja,” timpal Shafira.
Untuk memberikan informasi yang akurat, mereka juga mengadakan seminar online dengan menggandeng dokter spesialis anak.
Usaha kampanye juga dilakukan offline dengan memberikan edukasi kepada masyarakat di tempat wisata Jalan Tunjungan. Mereka juga sempat mengadakan acara untuk anak-anak.
Agar kampanyenya bisa sampai lebih luas, tiga mahasiswa kreatif ini merekrut 30 relawan dari berbagai daerah di Indonesia untuk meluaskan kesadaran yang sama.
Ditanya apakah mereka kerepotan menyiapkan lomba di tengah penyesuaian masa kuliah, ketiganya sepakat mengiyakan. Namun keduanya bisa berjalan dengan baik dengan manajemen waktu. Seringkali mereka diskusi dan mengerjakan proyek saat mengisi jam kuliah dimulai, bahkan sampai sepulang kuliah.
“Sebenarnya lomba ini berat pol karena banyak yang harus dikerjakan. Alhamdulillah semester ini bloknya Medico Socio Entrepreneurship. Materinya masih ringan dan tidak membutuhkan hafalan yang bagaimana banget. Jadi tidak menyita konsentrasi kami,” ungkap Shafira lagi.
Tiga mahasiswa ini senang sekaligus tak menyangka menyandang gelar juara meskipun maba. Mereka berharap edukasi dan kampanye yang dilakukan memberikan insight yang positif kepada anak-anak muda tidak hanya di lingkungan FK Unair, tapi sampai ke anak muda di luar Indonesia.