Berdasarkan data dari Global Tuberculosis Report di tahun 2022 Indonesia berada di posisi kedua sebagai dengan jumlah penderita Tuberkulosis (TB) terbanyak di dunia setelah India.
“Ditangani secara sistematis dan serius karena kasus TB di Indonesia itu nomor dua terbanyak di dunia. Jawa Timur nomor satu di Indonesia,” ujar Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS) Prof Muhammad Nuh, saat ditemui Basra usai acara hibah laboratorium kontainer, Selasa (13/12).
“Dan kami ingin berkontribusi untuk menangani TB di Jatim khususnya. Salah satunya dengan menjadikan laboratorium kontainer ini sebagai TB Center,” sambungnya.
Dengan adanya TB Center itu diharapkan dapat memutus penyebaran penyakit TB terutama di kalangan pesantren.
Dalam kesempatan yang sama Erick R. Tahalele dari Yello Clinik DPP Partai Golkar mengatakan, laboratorium ini sebelumnya dioperasikan oleh Yello Clinik DPD Partai Golkar Jatim saat melayani masyarakat di Surabaya untuk PCR selama pandemi COVID-19. PCR atau polymerase chain reaction adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus.
Seiring meredanya kasus COVID-19, lanjut Erick, laboratorium senilai Rp 1,7 miliar itu lantas dihibahkan kepada Unusa untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dan pelayanan di bidang kesehatan.
“Kondisi container laboratorium dalam keadaan baik, bisa digunakan untuk deteksi Hepatitis B, Hepatitis C, Tuberkulosis, maupun kanker serviks,” ujarnya.
Laboratorium kontainer ini terdiri dari ruang PCR, anteroom, dan ruang ekstraksi.
Alat-alat pendukung untuk ruang ekstraksi di antaranya Biological Safety Cabinet (BSC), 2 Set Mikropipet, Vortex, hingga mesin ekstraksi otomatis (zeesan).
Sedangkan alat-alat pendukung ruang PCR di antaranya Laminar Air Flow (LAF), 1 Set Mikropipet, Mesin PCR, Vortex, Spindown, hingga Biobase Laminar Air Flow.