Terlahir sebagai disabilitas daksa, tak menjadikan Wahyu Nasipah (38) menyerah dalam hidupnya. Anak keenam dari tujuh bersaudara ini bahkan rela ikut pelatihan UPT Rehabilitasi Bina Sosial Bina Daksa di Pasuruan, yang merupakan milik Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jatim. Karena mengikuti pelatihan itu pula, Nasipah harus rela ‘mondok’ selama 1 tahun, jauh dari keluarga.
“Saya asalnya dari Blitar, tapi sekarang tinggal di Bangil ikut pelatihannya Dinsos Jatim,” ujar Nasipah saat ditemui Basra dalam sebuah acara di Surabaya, Rabu (13/10).
Kelas sulam dan batik dipilih Nasipah saat mengikuti pelatihan tersebut. Tak ada alasan muluk dari Nasipah saat memilih kelas sulam. Nasipah hanya ingin menyesuaikan dengan kondisi tubuhnya yang memiliki keterbatasan pada tangan dan kaki.
“Ada kelas jahit tapi kan saya susah kalau mau jahit,” tukas Nasipah.
Nasipah terlahir tanpa memiliki kedua tangan seperti orang kebanyakan. Untuk menyulam, Nasipah memanfaatkan kedua kakinya. Butuh ketelitian dan kesabaran dalam menyulam, namun Nasipah mampu menyelesaikan sulaman satu tangkai bunga dalam tempo satu hari.
“Kalau moodnya lagi bagus ya bisa selesai sehari. Tapi kalau lagi nggak mood ya bisa dua selesainya,” imbuh Nasipah seraya tergelak.
Kelas pelatihan sulam, kata Nasipah, berlangsung setiap hari kerja mulai dari pagi jam 8 hingga jam 12 siang. Terdapat 12 orang dalam kelas sulam ini. Selain sulam, materi juga diselingi dengan membatik.
Pelatihan yang diikuti Nasipah diberikan Dinsos Jatim secara cuma-cuma. Selain itu Nasipah juga mendapat fasilitas tempat tidur dan makan secara gratis.
“Semua sudah ditanggung sama Dinsos (Jatim) mbak, dari mulai makan sampai tempat tidur,” tandasnya.
Nasipah terlihat bersemangat saat menyulam. Keinginannya untuk bisa hidup mandiri mendorong Nasipah bertahan mengikuti kelas pelatihan meski harus jauh dari keluarga.
Selepas mengikuti pelatihan dari Dinsos Jatim tersebut, Nasipah ingin membuka usaha sulam. Ini sekaligus memperluas bidang usaha yang digelutinya sebelum mengikuti pelatihan.
“Sebelumnya saya bikin konektor masker dan aksesoris dari manik-manik lalu saya jual online. Sekarang saya sudah mulai bisa nyulam, jadi mau nambah buka usaha sulam,” pungkasnya.